Wednesday, April 27, 2016

Pengemis jalanan

                Kota merupakan pemukiman yang memiliki banyak penduduk dengan status sosial yang heterogen. Seiring berjalan waktu, jumlah penduduk pun semakin meningkat, kebutuhan dan tuntunan hidup juga meningkat sedangkan peluang pekerjaan yang tidak bisa mengimbangi pertambahan tersebut. Bagi mereka yang memiliki keterampilan dan tingkat pendidikan yang tinggi dapat membuka peluang bagi orang lain sedangkan bagi mereka yang tidak memiliki keterampilan akan sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagaimana mestinya. Hal ini menyebabkan terjadinya kemiskinan. Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
                Akibat nya banyak diantara mereka menjadi pengemis, karna hanya dengan mengemis mereka dapat bertahan hidup dan mampu memenuhi kebutuhannya. Pengemis adalah suatu pekerjaan dimana orang tersebut meminta-minta dan mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Oleh karena itu, untuk mendapatkan respect dari orang lain setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda. Disetiap kota banyak terdapat pengemis dengan modus yang berbeda-beda. Berikut hasil pengamatannya:
1. Pengemis gendong balita

Tepat pukul 09.00 di pagi hari, terlihat seorang wanita berjalan disepanjang jalan berawe  seperti tanpa tujuan dengan mengenakan pakaian yang agak lusuh, menggunakan jilbab besar, dengan wajah yang kusam. Awalnya terlihat seperti orang pada umumnya, setelah saya perhatikan wanita tersebut memegang kantong plastik yang didalamnya berisi uang kertas dan recehan. (1)Setelah memerhatikan gerak-geriknya, berjarak sekitar 6 m  dari tempat saya berhenti , ia berhenti sambil melihat kearah balik seperti sedang menunggu sesuatu. Dan tidak lama kemudian terlihat ibu yang sedang mengendong balita tengah memasuki tiap-tiap toko  dengan raut wajah mengharap iba terlihat dari pakaiannya yang kumal dgn baju yang terlihat besar dan  jilbab kain yang diikat.(2) Lumayan lama mengamati, setiap kali ibu pengendong balita  ini mengemis, wanita satu nya lagi selalu mengamati dari kejauhan. Ternyata mereka berdua ini memiliki hubungan(3), yang satu melakukan aksi mengemisnya dan yang satu lagi mengawasi dari kejauhan(menurut saya, mengawasi dari satpol pp yang sangat sering melintas secara tiba-tiba).

2. Keterbatasan fisik

        Disiang hari pukul 11:14, seorang pria tengah berjalan mendatangi satu toko ke toko lainnya untuk mendapatkan uang ada sebagian orang yang memberi dan ada juga yang tidak. Mungkin mereka tidak begitu merasa kasihan atau agar pengemis tersebut tidak bekerja seperti ini lagi yang menyebabkan dia bermalas-malasan.Terlihat seperti orang pada umumnya dengan mengenakan baju kaos berwarna merah, celana kain berwana cokelat yang terlipat(gantung), menggunakan sandal yang bewarna hitam keputih2an (keliatannya sudah lama), hanya saja ia memiliki kekurangan pada tangannya seperti yang terlihat pada gambar diatas. Dikarenakan keterbatasan nya ini, ia mungkin sulit untuk melakukan pekerjaan selain ini karena kurangnya keterampilan pada dirinya. InsyaAllah, setiap orang yang memiliki keinginan dan berusaha pasti Allah akan memberikan jalan.
3. Yang sehat menuntun yang sakit

            Disore hari saat sedang makan di bakso barata terlihat wanita setengah baya yang sangat sehat dengan memakai daster motif berwarna kuning dan menggunakan jilbab yang besar hingga menutupi tangannya. Ia tengah menuntun seorang pria yang tidak bisa melihat, priia tersebut menggunakan tongkat juga sebagai alat bantu untuk berjalan dengan memakai baju kemeja mtif bewarna biru dongker, celana kain bewarna hitam dengan tas selempang dibahunya. Keduanya terlihat seperti orang yang berkecukupan, hanya saja mereka merasa mengurang-ngurangkan diri dengan mengharapkan belas kasihan orang lain(padahal tidak ada yang perlu dikasihani).
4. Duduk diam pulang

         Duduk diam pulang begitu yang sebutan yang pas untuk pengemis yang satu ini, ia melakukan aksi mengemisnya di dpn warung makan padang disekitaran penayong. Dapat dilihat foto diatas, seorang pria atau kakek menggunakan peci, baju kemeja dan celana kain bewarna cream yang sudah terlihat kumal dan disampingnya terlihat tongkat untuk membantunya berjalan. Pada sore hari, ia tengah menghitung atau menyusun uang yang didapatkannya(kurang tahu bapak ini bisa melihat apa tidak), karena alisnya dikerutkan jadi matanya tidak begitu jelas terlihat. Pengemis seperti ini sering sekali dijumpain ditempat makan, tempat perbelanjaan, dll. 

       Memberi lebih baik dari pada meminta, seperti banyak yang mengatakan tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah. Setiap orang pasti senang berbagi apalagi kita sebagai umat muslim, tetapi alangkah baiknya berbagilah kepada sesama mu melalui zakat atau langsung ke mesjid. Karena uang yang kita berikan akan lebih bermanfaat dan diatur secara jelas. Dari pada kita memberikan kepada orang dijalanan yang senang bermalas-malasan. Jadi untuk meminimalisir pengemis yang di kota-kota besar seperti di banda aceh ini, sebaiknya dilakukan secara bersama-sama untuk tidak memberikan sepeser pun uang kepada pengemis di jalanan. Semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua.Terima kasih.
Share:

Tuesday, April 12, 2016

Ingin Aman Malah tidak Nyaman

            Sabtu 02 april 2016 . Pada siang hari saat matahari bersinar cukup panas, Jarum jam menunjukkan pukul 01:30  waktunya menjemput adikku di sekolah,  yang jaraknya lumayan jauh.  Saat hendak bergegas pergi saya melihat penanda bahan bakar sudah berada digaris merah dan sayapun mencari minyak eceran terdekat. Karena tidak memungkinkan lagi untuk mencapai spbu. Sambil menunggu antrian, saya langsung mematikan mesin, membuka tangki dan mencabut kunci dari tempatnya yang saya rasa sebagai tindakan pengamanan yang cukup baik...
            Saat penjual minyak menghampiri kendaraanku ”berapa liter dek?”...” satu liter aja bang”  jawabku sambil sesekali membetulkan jilbabku yang tersibak oleh angin. Setelah selesai di isi, tangki pun kututup, namun menutupnya tidak semudah membukanya, satu tangan saya tak cukup kuat untuk menggerakkan tangki yang kuat itu. Lalu saya letakkan semua yang ada ditangan kiriku seperti cardigan, dompet dan kunci...o..o kunci. Dengan gaya yakin, sayapun memutar tangki sekuat tenaga dengan kedua tanganku, namun tidak juga berhasil...akhirnya saya terpaksa meminta bantu pada si penjual...
            Alhamdulillah...setelah selesai, tangki ditutup, jok dudukpun ku tekan...saatnya untuk menjemput adikku tersayang. Namun saat akan menstarter kendaraan, kok tdk hidup? oh mungkin belum diputar kuncinya ke 'on' pikirku... “Baru ingat, kunci dalam jok!!!” Cetus saya dalam hati. Dengan perasaan campur aduk “bagaimana ini? Kunci serap?? Sama saja tidak punya handphone untuk mengabari keluarga dirumah. Mau minta tolong juga binggung sama siapa! Sama penjual? Malu ah, ngerepotin.”bicara dalam hati sambil memasang muka binggung. Terpaksa memberanikan diri meminjam hp penjual untuk mengabari bapakku untuk bawa kunci serap. Kebetulan ia sedang dijalan dan langsung menghampiriku. Aku diajak untuk pulang mencari kunci serap yang tidak tahu dimana, setelah dicari kesana kemari juga tidak ada. Kamipun balik lagi ke sana untuk membongkar paksa motorku, tidak lama kemudian telfon bapakku  berdering dan langsung mengajakku untuk balik lagi kerumah karena kunci serapnya baru saja ketemu.
          Akhirnya, semua hal bisa teratasi dan adikku dijemput dengan bapakku karena aku langsung disuruh untuk pulang. Singkatnya, Pengamanan adalah tetap yang utama, semoga cerita ini bisa dijadikan pengalaman agar lebih berhati-hati kedepannya.
Share: