Tuesday, April 12, 2016

Ingin Aman Malah tidak Nyaman

            Sabtu 02 april 2016 . Pada siang hari saat matahari bersinar cukup panas, Jarum jam menunjukkan pukul 01:30  waktunya menjemput adikku di sekolah,  yang jaraknya lumayan jauh.  Saat hendak bergegas pergi saya melihat penanda bahan bakar sudah berada digaris merah dan sayapun mencari minyak eceran terdekat. Karena tidak memungkinkan lagi untuk mencapai spbu. Sambil menunggu antrian, saya langsung mematikan mesin, membuka tangki dan mencabut kunci dari tempatnya yang saya rasa sebagai tindakan pengamanan yang cukup baik...
            Saat penjual minyak menghampiri kendaraanku ”berapa liter dek?”...” satu liter aja bang”  jawabku sambil sesekali membetulkan jilbabku yang tersibak oleh angin. Setelah selesai di isi, tangki pun kututup, namun menutupnya tidak semudah membukanya, satu tangan saya tak cukup kuat untuk menggerakkan tangki yang kuat itu. Lalu saya letakkan semua yang ada ditangan kiriku seperti cardigan, dompet dan kunci...o..o kunci. Dengan gaya yakin, sayapun memutar tangki sekuat tenaga dengan kedua tanganku, namun tidak juga berhasil...akhirnya saya terpaksa meminta bantu pada si penjual...
            Alhamdulillah...setelah selesai, tangki ditutup, jok dudukpun ku tekan...saatnya untuk menjemput adikku tersayang. Namun saat akan menstarter kendaraan, kok tdk hidup? oh mungkin belum diputar kuncinya ke 'on' pikirku... “Baru ingat, kunci dalam jok!!!” Cetus saya dalam hati. Dengan perasaan campur aduk “bagaimana ini? Kunci serap?? Sama saja tidak punya handphone untuk mengabari keluarga dirumah. Mau minta tolong juga binggung sama siapa! Sama penjual? Malu ah, ngerepotin.”bicara dalam hati sambil memasang muka binggung. Terpaksa memberanikan diri meminjam hp penjual untuk mengabari bapakku untuk bawa kunci serap. Kebetulan ia sedang dijalan dan langsung menghampiriku. Aku diajak untuk pulang mencari kunci serap yang tidak tahu dimana, setelah dicari kesana kemari juga tidak ada. Kamipun balik lagi ke sana untuk membongkar paksa motorku, tidak lama kemudian telfon bapakku  berdering dan langsung mengajakku untuk balik lagi kerumah karena kunci serapnya baru saja ketemu.
          Akhirnya, semua hal bisa teratasi dan adikku dijemput dengan bapakku karena aku langsung disuruh untuk pulang. Singkatnya, Pengamanan adalah tetap yang utama, semoga cerita ini bisa dijadikan pengalaman agar lebih berhati-hati kedepannya.
Share:

0 comments:

Post a Comment